Entri Populer

Jumat, 23 Maret 2012

filsafat aksiologi


AKSIOLOGI
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata axios artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai.
Aksiologi bisa juga disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi. Menurut Suriasumantri (1987:234) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.

Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk.
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi atau nilai suatu kehidupan. Aksiologi disebut juga teori nilai,karena ia dapat menjadi sarana orientasi manusia dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, yakni bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak ? (http://tengkuaceh.multiply.com/). Dalam Kamus Filsafat (Sudarsono, 1993: 8), aksiologi berarti suatu
ajaran tentang kebenaran hakiki yang menjadi tujuan hidup manusia misal ajaran agama. Atau dapat juga berarti :
1) Ajaran tentang nilai-nilai dan sistem
2) Nilai dalam ilmu filsafat
3) Cabang filsafat yang membuat tentang nilai
4) Filsafat nilai
Menurut Kattsoff (2004: 319) aksiologi adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Barneld juga menjelaskan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki tentang nilai-nilai,menjelaskan berdasarkan kriteria atau prinsip tertentu apa yang dianggap baik di dalam tingkah laku manusia.Dalam filsafat, aksiologi merupakan salah satu bidang kajian. Inu Kencana Syafiie (2004: 9-11) mengemukakan bahwa pembicaraan mengenai filsafat, secara garis besar dapat dilakukan melalui tiga tataran, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi menelaah tentang hakikat suatu objek, epistemologi mengkaji tentang prosedur perolehan kebenaran, dan aksiologi membahas tentang arah penggunaan pengetahuan.Berkaitan dengan bidang pendidikan, Hasan Langgulung ( 1979:39) mengemukakan bahwa untuk membina falsafah pendidikan yang sebaik-baiknya diperlukan kajian yang mendalam mengenai falsafah wujud, falsafah pengetahuan, dan falsafah nilai-nilai. Muhaimin (2003:18) juga menjelaskan bahwa ada tiga persoalan pokok dalam pembahasan filsafat pendidikan, yaitu

a.       Pandangan mengenai realita yang dipelajari oleh ontologi. Permasalahan ontologi menyangkut beberapa hal, yaitu:
1.      Apa saja potensi yang dimiliki manusia?
2.      Samakah makna potensi dan fitrah yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan Hadits?
3.      Potensi dan atau fitrah manakah yang mendapatkan prioritas untuk dikembangkan dalam pendidikan?
4.      Apakah potensi dan atau fitrah tersebut merupakan pembawan yang tidak akan berubah ataukah berkembang karena pengaruh lingkungan?
b.      Pandangan mengenai pengetahuan yang dipelajari oleh epistemologi, meliputi beberapa persoalan, antara lain:
1.   Apa saja kurikulum yang diberikan?
2.   Metode apa yang digunakan?
3.   Siapa yang berhak mendidik dan dididik?
4.   Hanya manusiakah atau semua yang ada di alam semesta yang berhak mendidik?
c.
 Pandangan mengenai nilai yang dipelajari oleh aksiologi,mencakup beberapa permasalahan
1) Untuk apa potensi dan atau fitrah manusia dikembangkan?
2) Untuk apa pendidikan mewariskan budaya dari generasi ke
generasi berikutnya?
3) Kemanakah arah pengembangan potensi dan atau fitrah
manusia serta pewarisan budaya tersebut?
4) Apa tujuan pendidikan itu sendiri?
Menurut Redja Mudyahardjo (2004:3), filsafat pendidikan
bukanlah filsafat umum atau filsafat murni, tetapi filsafat khusus atau
filsafat terapan. Obyek filsafat umum merupakan keseluruhan segala
sesuatu sedangkan objek filsafat khusus adalah salah satu aspek
kehidupan manusia yang penting, termasuk di dalamnya yaitu
pendidikan. Ali Syaifullah (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2007:33) juga
menuturkan bahwa filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi
mengarahkan pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada
dua fungsi tugas normatif;
1) Kegiatan merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan
pendidikan, konsep tentang sifat hakiki manusia serta konsepsi
hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya
2) Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of
education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan
5) Apakah semua manusia ataukah hanya manusia muslim saja
yang berhak memperoleh pendidikan?

pendidikan, atau organisasi pendidikan , metodologi pendidikan






Menurut Ibn Khaldun dalam pandangan aksiologinya bahwa manusia berbeda dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki akal yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Dengan akal tersebut manusia bias menciptakan tekbologi yang canggihdan bisa merubah peradaban manusia. Dan hal tersebut tidak terlepas dari wujud Tuhan yang ada yang tidak bias dibuktikan secara empiris tetapi hanya bias di yakini.
P e n g a p l i k a s i a n s e m u a i l m u y a n g a d a d a l a m d i r i k i t a , b i a s m e m b a w a k i t a k e p a d a k e b e r h a s i l a n p e r a d a b a n masyarakat. Khaldun adalah seorang sejarawan yang telah memilki banyak pengalaman dari perjalanannya dan dari sanalah konsep filosofisnya mengalami perkembangan. Ia menitik beratkan pemikirannya pada pengalaman yang ada dan menurutnya manusia adalah makhluk semprna dari makhluk yang ada. Dan tujuan dari penerapan ilmu yang dimilki adalah bukan semata untuk kebahagiaan akhirat tetapi juga untuk kebutuhan duniawi.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar