MAKALAH AKIDAH KALAM I
HUBUNGAN ILMU KALAM,DENGAN FILSAFAT,DAN TASAWUF
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akidah Kalam yang diampu
Oleh Drs. H. Imam Faqih, MSI
Disusun Oleh :
Nama:Syamsu Muzakki
Semester : 2 A
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
NAHDLATUL ULAMA PACITAN
Jl.Brigjend. S
Parman no.44B(0357)885635 PACITAN
2011/2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
ALLAH Tuhan semesta alam,dalam waktu yang relatif singkat,makalah yang berjudul
“Hubungan Ilmu Kalam,dengan Filsafat,dan Tasawuf” terselesaikan
dengan baik.
Adanya makalah ini
tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu,kami ucapkan
terimakasih kepada:
1.Orang tua yang
telah mendo’akan,membimbing,dan memberikan motivasi agar kami senantiasa rajin
dalam menuntut ilmu.
2. Drs. H. Imam Faqih,
MSI, sebagai dosen
pengampu mata kuliah Akidah Kalam I yang telah
memberikan tugas dan memberikan arahan.
3.Sahabat – sahabat
yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,kritik dan saran yang
membangun dari pembaca senantiasa diharapkan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.Mohon maaf jika terjadi salah penulisan pada
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................................
ii
Daftar Isi.............................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3.Tujuan pembahasan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Ilmu Kalam...................................................................................................... 2
2.1.a.Pengertian Ilmu kalam.................................................................................... 2
2.1.b.Sumber-sumber ilmu kalam............................................................................ 3
2.2. Filsafat...................................................................................................................... 6
2.3. Tasawuf.................................................................................................................... 7
2.3.a.Pengertian tasawuf.......................................................................................... 7
2.3.b.Tujuan Tasawuf.............................................................................................. 8
2.3.c.Sumber ajaran Tasawuf................................................................................. 9
2.4.Hubungan
ilmu kalam,filsafat dan Tasawuf............................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.Kesimpulan.................................................................................................................. 11
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf adalah ilmu yang
dilahirkan dari persentuhan umat Islam dengan berbagai masalah sosiocultural
yang dihadapi oleh masyarakat sedang berkembang kala itu yang mencari dan mempertahankan
kebenaran. Dari itu pula lahirlah para pakar dunia yang telah berhasil
mempertahankan kebenara mereka masing- masing, walaupun dengan cara atau jalan
yang ditempuh berbeda. Maka dari itu pada makalah ini akan memebahas tentang Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filsafat beserta
hubungan ketiganya agar para pembaca mengetahui dan memahami hakikat ketiganya
serta hubungan ketiganya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Ilmu Kalam itu? Bagaimana pengertiannya dan Apa saja sumber-sumbernya?
2. Apa Filsafat itu?
3. Apa Tasawuf itu?Apa tujuan tasawuf dan Apa saja sumber-sumbernya?
4. Bagaimana hubungan Ilmu Kalam, tasawuf, dan filsafat?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian ilmu kalam beserta sumber-sumbernya.
2. Mengetahui dan memahami Filsafat
3. Mengetahui dan memehami Tasawuf,dan Tujuannya.
4. Mengetahui dan memahami hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filsafat
1. Apa Ilmu Kalam itu? Bagaimana pengertiannya dan Apa saja sumber-sumbernya?
2. Apa Filsafat itu?
3. Apa Tasawuf itu?Apa tujuan tasawuf dan Apa saja sumber-sumbernya?
4. Bagaimana hubungan Ilmu Kalam, tasawuf, dan filsafat?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian ilmu kalam beserta sumber-sumbernya.
2. Mengetahui dan memahami Filsafat
3. Mengetahui dan memehami Tasawuf,dan Tujuannya.
4. Mengetahui dan memahami hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. ILMU KALAM
2.1.aPengertian Ilmu Kalam
Ilmu Kalam adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan yang telah tumbuh
dan menjadi bagian dari tradisi kajian tentang agama Islam. Tiga lainnya ialah
disiplin-disiplin keilmuan Fiqh, Tasawuf, dan Filsafat. Jika Ilmu Tasawuf membidangi
segi-segi penghayatan dan pengamalan keagamaan yang lebih bersifat pribadi,
sehingga tekanan orientasinya pun sangat esoteristik, mengenai hal-hal
batiniah, kemudian Ilmu Filsafat membidangi hal-hal yang bersifat perenungan spekulatif
tentang hidup ini dan lingkupnya seluas-luasnya, maka Ilmu Kalam mengarahkan
pembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya.
Sebagai unsur dalam studi klasik pemikiran keislaman. Ilmu Kalam menempati
posisi yang cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslim. Ini terbukti
dari jenis-jenis penyebutan lain ilmu itu, yaitu sebutan sebagai
Ilmu
Aqaid (ilmu akidah-akidah), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha Esa-an Tuhan),
Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama)dan disebut juga 'Teologi Islam' atau Berarti ilmu tentang keTuhanan yang didasarkan
atas prinsip-prinsip dan ajaran Islam; termasuk di dalamnya persoalan-persoalan
ghaib.
Abu Hanifah menyebut nama ilmu
ini dengan Fiqh al-akbar.Menurut persepsinya,disebut dengan istilah fiqh
al-akbar,karena membahas masalah keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu
Tauhid.Sementara itu,seorang filsuf besar Islam,Al-Farabi mendefinisikan
sebagai berikut:
Artinya:Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang
membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi smua yang mungkin,mulai yang
berkenan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan
doktrin islam,Penekanan akhirnya adalah membuat Ilmu KeTuhanan secara
filosofis.
Selain
itu,Ibnu Khaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut:
Artinya:”Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang
mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil
rasional.
Berdasarkan
definisi-definisi di atas,ilmu kalam adalah Ilmu yang membahas berbagaimasalah
keTuhanan,dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat.
Seperti
kita ketahui,pada dasarnya islam mengandung dua aspek ajaran.Yaitu aspek amalan
lahir dan batin.Sehingga Ibnu Khaldun menyebut dua aspek tersebut dengan
istilah al-takalif al-badaniyah dan al-takalif al-qalbiyah.Pembagian aspek
tersebut memang sangat tepat dan juga sesuai dengan perkembangan disiplin ilmu
yang berkaitan dengan dua aspek ajaran tadi.Seperti kita tahu dalam islam mengatur
amalan-amalan lahiri,baik ibadah dan mu’amalah.Disisi lain dalam islam juga
mengatur tentang amalan batin(qalbiyah),yang dalam hal ini menjadi obyek kajian
Ilmu kalam.
2.1.b.Sumber – sumber ilmu kalam
a.Al-Qur’an
Sebagai
sumber ilmu kalam,al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan
masalah keTuhanan,di antaranya adalah:
Ø
Q.S. Al-ikhlas : 3-4
öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
3. Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan,
4. dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia."
Ayat diatas menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidakpula
diperanakkan,serta tidak ada sesuatu di dunia ini yang tampak sekutu atau
sejajar dengan-Nya
Ø
Q.S.
Al-Furqon : 59
Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tBur $yJßguZ÷t/ Îû ÏpGÅ 5Q$r& ¢OèO 3uqtGó$# n?tã ĸöyèø9$# 4 ß`»yJôm§9$# ö@t«ó¡sù ¾ÏmÎ/ #ZÎ6yz ÇÎÒÈ
59. yang menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam
di atas Arsy[1071], (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang
Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.
[1071] Bersemayam
di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan
kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang Bertahta diatas “arsy”,Ia
Pencipta langit,bumi,dan semua yang ada di antara keduanya.Dan masih banyak
ayat-ayat lain yang menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan keTuhanan seperti
Q.S.As-syuro:7,Q.S.Al-Fath:10,Q.S.Thoha:39,,dan masih banyak lainnya.
b.Hadis
Hadis
Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu
kalam.diantaranya:
Hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar.Ia mengatakan bahwa
Rasulullah bersabda,”akan menimpa umatku apa yang pernah menimpa Bani
Israil.Bani Israil telah terpecah – belah menjadi 72 golongan dan ummatku akan
terpecah-belah menjadi 73 golongan.Semuanya akan masuk neraka kecuali satu
golongan sajam”siapa mereka itu ya Rasulullah?tanya para sahabat,Rasulullah
menjawab”Mereka adalah yang mengikuti jejakku dan sahabat-sahabatku.”
Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani,hadis yang berkaitan dengan masalah
faksi ummat ini yang merupakan salah satu kajian ilmu kalam.Keberadaan hadits
yang berkaitan dengan perpecahan ummat seperti diatas,pada dasarnya merupakan
prediksi Nabi dengan melihat yang ada di hati sahabat-sahabatnya.Oleh karena
itu,hadits-hadits tersebut sering dikatakan sebagai peringatan kepada
sahabat-sahabat Nabi dan Ummat islam,betapa bahayanya perpecahan dan betapa
pentingnya persatuan.
c.Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini berasal dari pemikiran
ummat islam sendiri maupun pemikiran yang berasal dari luar ummat islam.Sebelum
pemikiran-pemikiran yang berasal dari luar ummat islam berkembang dan masuk
dalam dunia islam.Ummat islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya
untuk menjelaskan hal-hal yaang berkaitan dengan ayat-ayat al-qur’an,terutama
yang belum jelas maksudnya.Dalam Qur’an surat Qoof ayat 6-7 disebutkan
óOn=sùr& (#ÿrãÝàZt n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# ôMßgs%öqsù y#øx. $yg»oYøt^t/ $yg»¨Yyur $tBur $olm; `ÏB 8lrãèù ÇÏÈ uÚöF{$#ur $yg»tR÷ytB $uZøs)ø9r&ur $pkÏù zÓźuru $uZ÷Fu;/Rr&ur $pkÏù `ÏB Èe@ä. £l÷ry 8kÎgt/ ÇÐÈ
6. Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikitpun ?
7. dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang
indah dipandang mata,
Dari ayat diatas,secara tidak langsung terdapat motivasi,anjuran,bahkan
tersirat perintah kepada manusia untuk menggunakan rasio.Dengan demikian,jika
seorang muslim melakukan suatu kajian objek tertentu dengan rasionya,secara
teoritis bukan karena adanya pengaruh dari luar saja,namun semata-mata adanya
perintah langsung dari Al-Qur’an.Bentuk nyata penggunaan pemikiran islam
sebagaii ilmu kalam adalah ijtihad yang
dilakukan oleh para mutakallim dalam
persoalan-persoalan tertentu yang tidak ada penjelasannya dalam Al-Qur’an dan
Hadis.
c.INSTING
Secara
instingtif manusia terlahir dengan insting berTuhan.Artinya mereka terlahir
dengan sifat ingin bertuhan,sejak manusia pertama.Hal ini sesuai dengan adanya
animisme,dinamisme,dll.Menurut Abbas Mahmoud Al-akkad,bahwa keberadaan mitos
merupakan asal-usul adanya agama di kalangan orang-orang primitif.Mereka
menyembah pepohonan,benda-benda mati,roh-roh.Dari masa ke masa mengalami
perkembangan,orang-orang primitif mulai menyembah benda-benda alam lain,seperti
matahari,bahkan benda-benda seperti api juga dipuja.Dengan kata lain dapat
disimpulkan addanya kepercayaan terhadap Tuhan ada sejak adanya manusia
pertama.
2.2. FILSAFAT.
Menurut Al-Farabi filasafat
berasal dari bahasa Yunani yaitu philosiphia. Philo berarti cinta dan shopia
berarti hikmah atau kebenaran. Menurut Plato, filsuf Yunani yang
termashur, murid Scorates dan guru Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.
Al- Farabi filosuf muslim terbesar sebelum Ibn
Sina mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan
brtujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya. Filsafat itu ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup metafisika, etika, agama, dan
antripologi. Menurutnya, tujuan filsafat itu memikirkan kebenaran, karena
kebenaran itu hanya ada satu,tidak ada yang
lain .Al-Farabi berkeyakinan bahwa agama dan filsafat tidak
bertentangan, justru sama-samamembawa kebenaran . Hal ini terbukti dengan karangannya yang berjudul Al-Jam’ Baina Ra’yani
Al-Hakimain dengan maksud mempertemukan pikiran-pikiran plato dengan
Aristoteles.
Sedangkan
menurut Al-Kindi tentang keesaan Tuhan selain didasarkan pada wahyu juga proposisi filosofis.
Menurut dia, Tuhan tak mempunyai hakikat, baik hakikat secara juziyah atau aniyah (sebagian) maupun hakikat
kulliyyah atau mahiyah
(keseluruhan).Dalam pandangan filsafat Al-Kindi, Tuhan tidak merupakan genus
atau species. Tuhan adalahPencipta. Tuhan adalah yang Benar Pertama (al-Haqq
al-Awwal) dan Yang Benar Tunggal. AL-Kindi juga menolak pendapat yang
menganggap sifat-sifat Tuhan itu berdiri sendiri. Tuhan haruslah merupakan keesaan mutlak. Bukan keesaan
metaforis yang hanya berlaku pada obyek-obyek yang dapat ditangkap
indera.Menurut Al-Kindi, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut
lain yang terpisah dengan- Nya, tetapi sifat-sifat dan atribut-atribut
tersebut haruslah tak terpisahkan dengan Zat-Nya. Menurutnya, daya yang paling
penting adalah daya berpikir, karena bisa mengangkat eksistensi manusia ke derajat yang lebih
tinggi.Al-Kindi juga membagi akal mejadi tiga, yakni akal yang bersifat
potensial, akal yang telah keluar dari sifat potensial menjadi aktual, dan akal yang telah mencapai
tingkat kedua dariaktualitas.Akal yang bersifat potensial, papar Al-Kindi, tak
bisa mempunyai sifat aktual, jika tak adakekuatan yang menggerakkannya dari
luar. Oleh karena itu, menurut Al-Kindi, masih ada satu macam akal lagi, yakni
akal yang selamanya dalam aktualitas.
Dalam filasafat terdapat dua obyek
yaitu obyek materia dan obyek formanya. Obyek materianya adalah yang ada pada
garis besarnya dibagi atas tiga persoalan, yaitu: Tuhan, alam, dan manusia.
Sedangkan Obyek forma nya adalah usaha mencari keterangan
secara radikal ( sedalam-dalamnya) tentang obyek materi filsafat ( yang ada)
2.3. TASAWUF.
2.3.a. Pengertian
Tasawuf.
Istilah "tasawuf"(sufism),
yang telah sangat populer digunakan selama berabad-abad, dan sering dengan
bermacam-macam arti, berasal dari tiga huruf Arab, sha, wau dan fa. Banyak
pendapat tentang alasan atas asalnya dari sha wa fa. Ada yang berpendapat, kata
itu berasal dari shafa yang berarti kesucian atau bersih. Sebagian berpendapat
bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang berarti baris atau deret, yang
menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam salat atau
dalam perang suci. Sebagian lainnya lagi berpendapat bahwa kata itu berasal
dari kata shuffah yang berarti serambi masjid Nabawi di Madinah yang ditempati
oleh para sahabat-sahabat nabi yang miskin dari golongan Muhajirin. Ada pula
yang menganggap bahwa kata tasawuf berasal dari shuf yang berarti bulu domba,
yang menunjukkan bahwa orang-orang yang tertarik pada pengetahuan batin kurang memperdulikan penampilan
lahiriahnya dan sering memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang kasar sebagai simbol
kesederhanaan.
Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu
yang mempelajari cara dan jalan bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin
dengan Alloh agar memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan bahwa
seseorang betul-betul berada di hadirat Tuhan.Ada sebagian orang yang mulai
menyebut dirinya sufi, atau menggunakan istilah serupa lainnya yang berhubungan
dengan tasawuf, yang berarti bahwa mereka mengikuti jalan penyucian diri,
penyucian "hati", dan pembenahan kualitas watak dan perilaku mereka
untuk mencapai maqam (kedudukan) orang-orang yang menyembah Allah seakan-akan
mereka melihat Dia, dengan mengetahui bahwa sekalipun mereka tidak melihat Dia,
Dia melihat mereka. Inilah makna istilah tasawuf sepanjang zaman dalam konteks
Islam.
Imam Junaid dari Baghdad (910 M.) mendefinisikan tasawuf sebagai
"mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah". Syekh
Abul Hasan asy-Syadzili (1258 M.) syekh sufi besar dari Afrika Utara
mendefinisikan tasawuf sebagai "praktik dan latihan diri melalui cinta
yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan". Syekh
Ahmad Zorruq (1494 M.) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut:
Ilmu yang dengannya dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi
Allah, dengan menggunakan pengetahuan tentang jalan Islam, khususnya fiqih dan
pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal dan menjaganya dalam
batas-batas syariat Islam agar kebijaksanaan menjadi nyata. Ia menambahkan,
"Fondasi tasawuf ialah pengetahuan tentang tauhid, dan setelah itu memerlukan
manisnya keyakinan dan kepastian; apabila tidak demikian maka tidak akan dapat
mengadakan penyembuhan 'hati'."
Menurut Syekh Ibn Ajiba (1809 M): Tasawuf adalah suatu ilmu yang
dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran
Tuhan yang Maha ada melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal
baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnya adalah amal. dan
akhirnva adalah karunia Ilahi.
2.3.b.Tujuan Tasawuf
Tasawwuf sebagai mana disebutkan
dalam artinya di atas, bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan
disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di
hadirat Tuhan dan intisari dari itu adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan
dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan
berkontemplasi. Kesadaran dekat dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad
atau menyatu dengan Tuhan. Dalam ajaran Tasawuf, seorang sufi tidak begitu saja
dapat dekat dengan Tuhan, melainkan terlebih dahulu ia harus menempuh maqamat .
mengenai jumlah maqomat yang harus di tempuh sufi bebrbeda-beda.
Abu Nasr Al- Sarraj menyebutkan tujuh maqomat yaitu
tobat, wara, zuhud, kefakiran, kesabaran, tawakkal, dan kerelaan hati. Dalam
perjalananya seorang shufi harus mengalami istilah hal .Hal atau ahwal yaitu sikap rohaniah
yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia tanpa diusahakan olehnya, seperti rasa
takut( al- khauf) , ikhlas, rasa berteman, gembira hati, dan syukur. Jalan
selanjutnya adalah fana' atau lebur dalam realitas mutlak (Allah). Manusia
merasa kekal abadi dalam realitas yang Tertinggi, bahkan meleburkan kepadaNya.
Maksudnya, menghancurkan atau mensinarkan diri agar dapat bersatu
dengan Tuhan.
Menurut Taftazani seseorang
yang bertasawuf mempunyai beberapa ciri yaitu:
Peningkatan moral, seorang sufi memiliki nilai-nilai moral dengan tujuan membersihkan jiwa. Yaitu dengan akhlak dan budi pekerti yang baik berdasarkan kasih dan cinta kepada allah, oleh karena itu, maka tasawuf sangat mengutamakan adab/ nilai baik dalam berhubungan dengan sesama manusia dan terutama dengan Tuhan (zuhud, qonaah, thaat, istiqomah, mahabbah, ikhlas, ubudiyah, dll).
Peningkatan moral, seorang sufi memiliki nilai-nilai moral dengan tujuan membersihkan jiwa. Yaitu dengan akhlak dan budi pekerti yang baik berdasarkan kasih dan cinta kepada allah, oleh karena itu, maka tasawuf sangat mengutamakan adab/ nilai baik dalam berhubungan dengan sesama manusia dan terutama dengan Tuhan (zuhud, qonaah, thaat, istiqomah, mahabbah, ikhlas, ubudiyah, dll).
Sirna (fana) dalam realitas mutlak
(Allah). Manusia merasa kekal abadi dalam realitas yang Tertinggi, bahkan
meleburkan kepadaNya. Maksudnya, menghancurkan atau mensinarkan diri agar dapat
bersatu dengan Tuhan. Dan Ketenteraman dan kebahagiaan. 2.3.c.Sumber Ajaran Tasawuf
Sumber ajaran tasawuf adalah
al-Qur'an dan Hadits yang didalamnya terdapat ajaran yang dapat membawa kepada
timbulnya tasawuf. Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia,yang merupakan ajaran
dasarnya dapat dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Baqoroh ayat
186:
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs% ( Ü=Å_é& nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ) Èb$tãy ( (#qç6ÉftGó¡uù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 crßä©öt ÇÊÑÏÈ
186.
dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
Dari ayat
diatas,tersirat bahwa Allah akan dekat dengan seorang hamba apabila hamba itu
mau berdoa serta mendekatkan dirinya pada ALLAH.Juga secara tak langsung dalam
ayat diatas tersirat sebuah perintah agar seorang hamba bertasawuf/mendekatkan
dirinya pada ALLAh dengan cara beriman kepadaNYA dan berdoa kepadaNYA.
Rasulullah bersabda yang artinya :”Al-Ihsan, adalah
hendaknya engkau menyembah kpd Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya, maka
apabila engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR. Muslim,
Tirmidzi, Abi Daud dan Nasa’i)
Jadi Dengan tasawuf seseorang bisa mencapai al-Ihsan yg merupakan
wujud nyata dari praktek al-Islam dan al-Iman. Karena tasawuf mengintegrasikan
dunia syari’at dan hakikat.
2.4 HUBUNGAN ILMU KALAM, TASAWUF DAN FILSAFAT
Dari uraian di atas, terdapat titik
persamaan dan perbedaan antara Ilmu Kalam Filsafat,dan Tasawuf.Persamaan pencarian segala
yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana
tidak semua orang dapat melakukannya dan dari ketiganya berusaha menemukan apa
yang disebut Kebenaran (al-haq). Sedangkan perbedaannya terletak pada cara
menemukan kebenarannya.Kebenaran dalam Tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf)
Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati. Tasawuf menemukan kebenaran dengan
melewati beberapa jalan yaitu: maqomat, akhwal kemudian fana'.Sedangkan
kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui
penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran
dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud)
yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperiment. Filsafat
menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan
universal.
Walaupun dari ketiganya mempunya
metodologi yang saling berbeda namun antara ilmu kalam, tasawuf dan filsafat,mempunyai
hubungan saling menguatkan dan membantu dalam mencari kebenaran yang menjadi tujuan utama ketiganya.Yaitu
pencarian segala yang bersifat rahasia(ghaib)yang dianggap sebagai kebenaran terjauh' dimana tidak
semua orang dapat melakukannya dan mencari apa yang disebut kebenaran(al – haq).
BAB II
PENUTUP
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ada kemiripan objek dalam kajian Ilmu
kalam,filsafat dan tasawuf. Masalah Ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya merupakan objek kajian ilmu kalam.Sedangkan objek kajian filsafat
adalah masalah Ketuhanan disamping masalah alam,manusia dan segala sesuatu yang
ada.Sementara itu objek kajian tasawuf adalah Tuhan,yakni upaya –upaya
pendekatan terhadap-Nya.Jadi pembahasan masalah-masalah yang berkaitan dengan
keTuhanan merupakan kesamaan bila dilihat dari aspek objek ketiga ilmu tersebut
Baik ilmu kalam,filsafat,maupun
tasawuf berurusan dengan hal yang sama,yaitukebenaran.Walaupun dari ketiganya
menggunakan cara yang berbeda – beda.Ilmu kalam dengan metodenya sendiri
berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan hal-hal yang berkaitan
dengan-Nya.Filsafat dengan wataknya sendiri pula,Berusaha menghampiri kebenaran
,baik tentang alam maupun manusia(yang jelas terjangkau ilmu pengetahuan atau
di luar batas jangkauannya) atau tentang Tuhan.Sementara itu tasawuf juga
dengan metodenya yang tipikal,berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan
dengan perjalanan spiritual menuju Tuhan.Namun padda intinya tujuan yang
dicapai adalah sama,yakni sebuah kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Saefuddin, Endang Anshori. 1987.
Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: PT bina Ilmu
Ø Offst Nata, abuddin. 2001. Ilmu Kalam,
Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ø Rosihon,Abdul
Rozak.2001.Ilmu Kalam Untuk IAIN,STAIN,PTAIS.Bandung: CV.Pustaka Setia
Ø Nasution,Harun.1986.Teologi
Islam,Aliran-Aliran,Sejarah Analisa Perbandingan.Cetakan V:UI-Press
Ø Hamka,haq.2007.Al-Syathibi,Aspek
Teologis Konsep Mashlahah dalam kitab Al-Muwafaqat.Surabaya:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar