BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar belakang
Allah
SWT sebagai sang khaliq Yang maha Sempurna,menciptakan alam dan seisinya.Di
dalam penciptaan alam semesta,sesungguhnya semua diperuntukkan pada manusia.Dalam
hal ini,manusia sebagai makhluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang
lainnya berperan sebagai khalifah di muka bumi.Sebagai seorang
khalifah,tentunya ,manusia diberi kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk
lainnya,bahkan malaikat sekalipun yang tercipta dari nur.Manusia tercipta
dengan kelebihan yakni akal pikiran.Dimana dengan akal pikiran tersebut manusia
mampu membuat inovasi-inovasi baru dalam kehidupannya.
Namun
didalam proses tsb,manusia membutuhkan ilmu pengetahuan.Maka dari itu,setiap
manusia ssecara tidak langsung diharuskan untuk memiliki ilmu
pengetahuan.Sebab,tanpa ilmu pengetahuan seorang manusia tidak akan bisa
menjalankan fungsinya sebagai seorang khalifah di muka bumi ini.Hal ini
dikarenakan , ilmu akan menuntun Manusia dalam menjalankan perannya sebagai
khalifah.Didalam memperoleh Ilmu pengetahuan tsb,banyak cara yang dapat
dilakukan,misalnya dengan belajar,mengamati alam sekitar ,dan masih banyak
lagi.
Ilmu
pengetahuan adalah salah satu alat penting bagu seorang manusia didalam
menjalani kehidupannya.Seorang yang berilmu tentu akan sangat berbeda dengnan
yang tidak.Seorang yang berilmu tentu akan mengetahui sesuatu hal yang belum
tentu diketahui seseorang yang tidak berilmu.Sehingga menuntut ilmu menjadi
salah satu kewajiba bagi seorang manusia.
1.2.Rumusan Masalah.
Untuk membahas
masalah ilmu pengetahuan dalam makalah ini,diperlukan perumusan masalah yakni
bagaimanakah ilmu pengetahuan tsb yang diterangkat menurut Qur’an :
1.
Q.S.Al-Baqoroh ayat 32
2.
Q.S.Ar-Rahman ayat 19,20 dan 33
3.
Q.S.Az-Zumar ayat 9
4.
Q.S.Al-Mujadilah ayat 11
1.3.Tujuan Pembahasan
Makalah ini dibuat,selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah Tafsir tarbawi juga agar para pembaca bisa
mengetahui bahwa dengan ilmu pengetahuan manusia mampu mengetahui kalam-kalam
Allah yang belum diketahui,serta betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu didalam
kehidupan manusia.Sebab dengan ilmu pengetahuan manusia tentu akan lebih itnggi
derajatnya dibanding makhluk lainnya.
BAB II
Pembahasan
2.1.a.QS.Al-Baqoroh ayat 32
(#qä9$s% y7oY»ysö6ß
w
zNù=Ïæ !$uZs9 wÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr&
ãLìÎ=yèø9$#
ÞOÅ3ptø:$#
ÇÌËÈ
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak
ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
[35]
Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti
hakim Ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan
sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha
Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
2.1.b.Kandungan Surat Al-Baqoroh ayat 32
Ayat diatas merupakan cuplikan salah
satu dialog antara malaikat dengan Allah swt.Dimana sebelum ayat 32 ini,Pada
ayat 31 surat Al-baqoroh Allah berfirman ketika mengajarkan nama-nama sesuatu
pada adam,dan Allah Mengemukakannya pada malaikat dan bertanya apakah malaikat
mampu mengemukakan apa yang telah di ajarkan Allah pada adam as:
zN¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ
31.
dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!"
Kemudian
pada ayat selanjutnya,yakni pada ayat 32 malaikat menjawab dengan 7oY»ysö6ß, yakni memuji,Maha
Suci Engkau (Allah).Hal ini dikarenakan malaikat adalah makhluk yang paling
ta’at,sehingga dia selalu bertasbih.Selain itu malaikat adalah makhluk yang
statis,tercipta tanpa akal fikiran,sehingga malaikat Patuh pada Allah yang
memberikan kelebihan pada manusia berupa akal pikiran yang mampu menyerap dan
mempelajari ilmu pengetahuan.
Hal ini diperkuat pada
kata (, !$oYtFôJ¯=tã z$tB !wÎ) $uZs9 Nù=Ïæw “tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami” ,.Disini malaikat pun mengakui bahwa ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh malaikat hanya terbatas saja pada apa yang telah diajarkan Allah
pada malaikat.Jadi secara tidak langsung Manusia mempunyai kedudukan yang lebih
tinggidibandingkan malaikat sekalipun,dengan kemampuan manusia dalam
mempelajari ilmu pengetahuan.
Melalui pengetahuan yang
dimilikinya, serta terbuktinya ketetapan kebijaksanaan Allah menyangkut
pengangkatan Adam as. sebagai kholifah, semua itu lebih tinggi nilainya dari
pada sekedar informasi tentang pengajaran Allah kepada Adam yang dikandung oleh
penggalan ayat sebelumnya .Ucapan malaikat Maha Suci Engkau yang mereka
kemukakan sebelum menyampaikan ketidaktahuan mereka, menunjukkan betapa mereka
tidak bermaksud membantah atau memprotes ketetapan Allah menjadikan manusia
sebagai khalifah di bumi, sekaligus sebagai tertanda “Penyesalan” mereka atas
ucapan atau kesan yang ditimbulkan oleh pernyataan itu.
Firman-Nya : (( y|ã ÞOÅ3ptø:$#LìÎ=yèø9$#MRr& 7¨RÎ)) innaka anta al-‘alim al-hakim / sesungguhnya Engkau, Engkau Yang Maha
Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana, mengandung dua kata yang menunjukkan kepada
mitra bicara yaitu huruf (ك) kaf pada kata ( إنك) innaka dan kata (أنت) anta.
Kata anta oleh banyak ulama dipahami dalam arti penguat sekaligus untuk memberi
makna pengkhususan yang tertuju kepada Allah swt. dalam hal ini pengetahuan dan
hikmah, sehingga penggalan ayat ini menyatakan “Sesungguhnya hanya Engkau tidak
ada selain Engkau” Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .
Kata (العليم) al-‘alim terambil dari akar kata (علم) ‘ilm yang menurut pakar-pakar bahasa berarti menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaannya yang sebenarnya. Allah swt. dinami (عالم) ‘alim atau (عليم) ‘alim karena pengetahuan-Nya yang amat jelas sehingga terungkap baginya hal-hal yang sekecil-kecilnya apapun. Pengetahuan semua makhluk bersumber dari pengetahuan-Nya : “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan dibelakng mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya” (QS. Al-Baqarah : 255)
Kata (العليم) al-‘alim terambil dari akar kata (علم) ‘ilm yang menurut pakar-pakar bahasa berarti menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaannya yang sebenarnya. Allah swt. dinami (عالم) ‘alim atau (عليم) ‘alim karena pengetahuan-Nya yang amat jelas sehingga terungkap baginya hal-hal yang sekecil-kecilnya apapun. Pengetahuan semua makhluk bersumber dari pengetahuan-Nya : “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan dibelakng mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya” (QS. Al-Baqarah : 255)
Kata (الحكيم) al-hakim dipahami oleh sementara
ulama dalam arti Yang Memiliki hikmah, sedang hikmah lain berarti mengetahui
yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan.
Seorang yang ahli dalam melakukan sesuatu dinamai (حكيم) hakim, Hikmah juga
diartikan sebaga sesuatu yang bila digunakan atau diperhatikan akan menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik dari kata (حكمة)
hakamah, yang berarti kendali karena kendali menghalangi hewan atau kendaraan
mengarah ke arah yang tidak diinginkan.
Jadi dari ayat 32
surat al-Baqoroh diatas,dapat menggaris bawahi bahwa dengan potensi untuk
mengetahui ilmu pengetahuan manusia mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi,bahkan dengan malaikat sekalipun yang notabene adalah makhluk yang
paling taat pada Allah.Untuk itu,sudah seharusnya seorang manusia wajib taat
dan menyembah pada Allah swt sebab atas limpahan kelebihan-kelebihan tsb.Dengan
kata lain,ilmu pengetahuan mempunya fungsi membedakan kedudukan antara manusia
dengan makhluk lainnya.
2.2.a.QS.Ar-Rahman ayat 19,20, dan 33
ylttB Ç`÷tóst7ø9$# Èb$uÉ)tGù=t ÇÊÒÈ $yJåks]÷t/ Óyöt/ w Èb$uÉóö7t ÇËÉÈ
19. Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu,
20. antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.
[1443] Di antara
ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa la yabghiyan Maksudnya masing-masingnya
tidak menghendaki. dengan demikian maksud ayat 19-20 ialah bahwa ada dua laut
yang keduanya tercerai karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting
itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) Maka pada akhirnya, tanah genting itu
dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), Maka bertemulah dua lautan itu.
seperti terusan Suez dan terusan Panama.
u|³÷èyJ»t Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ÈbÎ) öNçF÷èsÜtGó$# br& (#räàÿZs? ô`ÏB Í$sÜø%r& ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur (#räàÿR$$sù 4 w cräàÿZs? wÎ) 9`»sÜù=Ý¡Î0 ÇÌÌÈ
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan.
فَانْفُذُوا
|
:
|
(maka lintasilah) Tembuslah ke penjuru langit dan
bumi dan lepaskan dirimu, dikatakan tembusnya sesuatu dari sesuatu yang
lain, ketika sesuatu itu dilepaskan seperti melepaskan anak panah.
|
لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
|
:
|
(Dan kamu tidak mampu menembusnya kecuali dengan
kekuatan) mereka tidak mampu untuk menembusnya kecuali dengan kekuatan dan
mereka tidak kuasa.
|
2.2.b.Kandungan Surat Ar-Rahman ayat 19,20, dan 33
Pada ayat 19 dan 20
surat Ar-rahman,terdapat sebuah pengetahuan dimana Allah sebagai rabbil’alamiin
telah menunjukkan KuasaNya.Dimana Dia telah menciptakan 2 lautan yang bertemu
dan anehnya kedua lautan tsb tidak pernah bertemu atau bercampur.Dan dari situ
secara ilmiah dapat diterangkan bahwa Air
laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau laut Tengah melalui
Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Suhu air
berbeda. Kadar garam nya berbeda. Kerapatan air (density) airpun berbeda. Waktu
kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut
tidak berubah. Dari atas ferry yang kami naiki, masih bisa terlihat dengan
jelas mana air yang berasal dari Lautan Atlantik, dan mana air yang berasal
dari laut tengah atau laut Mediterania. Kalau dipikir secara logika, pasti
bercampur, nyatanya tidak bercampur. Kedua air laut itu membutuhkan waktu lama
untuk bercampur, agar karakteristik air melebur. Penguapan air yang di Laut
Mediterania sangat besar, sedang air dari sungai yang bermuara di Laut
Mediterania berkurang sekali. Itulah sebabnya air Lautan Atlantik mengalir
deras ke Laut Mediterania.
Sifat lautan ketika bertemu, menurut
modern science, tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan
oleh para ahli kelautan. Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan
permukaan mencegah kedua air dari lautan tidak becampur satu sama lain, seolah
terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.Air laut Mediteranian, yang
berwarna biru tua, menyusup sampai kedalaman 1000 m dari permukaan laut, di
lautan Atlantik, dan terus masuk sejauh ratusan km di lautan Atlantik dan tetap
tidak berubah karakteristiknya. Subhannallah.
Selanjutnya
pada ayat ke 33 menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada golongan
jin dan manusia untuk menembus (melintasi) ke penjuru langit dan bumi, arti
perintah Allah ini hanya sekedar tantangan Allah untuk menguji dan melemahkan
jin dan manusia. Jika mereka kuasa untuk keluar penjuru langit dan bumi dan
semacamnya itu hanya ketentuan dan kekuasaan dari Allah S.W.T.
Mereka pun tidak mampu menembus
(melintasi) kecuali dengan kekuatan, dan mereka tidak mempunyai kekuatan untuk
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi dan juga mereka tidak kuasa.Dan
yang dimaksud سلطان di sini adalah Dzat yang mempunyai kekuatan dan menguasai untuk
memerintah.
Jadi dengan
kata lain,dari ayat ke 33 tsb,terkandung bahwa secara tidak langsung Allah
memerintahkan pada Manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan,agar mereka mampu
memahami ayat2 Allah.
2.3.a.QS.Az-Zumar ayat 9
ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø©9$# #YÉ`$y $VJͬ!$s%ur âxøts notÅzFy$# (#qã_ötur spuH÷qu ¾ÏmÎn/u 3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
9. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
هُوَ قَانِتٌ
|
:
|
مطيع, خاضع, عابد الله تعالى ( taat,
tunduk dan beribadah kepada Allah).
|
آنَاءَ اللَّيْلِ
|
:
|
ساعته (waktunya
bersujud dan berdiri dan mengharap rahmat Tuhannya).
|
2.3.b.Kandungan
Surat Az-Zumar ayat 9
Ayat ini menerangkan perbedaan
antara orang kafir dengan orang yang selalu taat menjalankan ibadah kepada
Allah dan takut dengan siksa Akhirat yang selalu mengharapkan Rahmat (surga).
Tidak sama antara orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan dan mengEsakan Allah, mentaati semua perintah menjauhi
larangan-Nya, yaitu Abu Bakar dan sahabatnya, dengan orang-orang yang tidak
mempunyai ilmu pengetahuan yaitu Abu Jahal dan sahabatnya.
Ayat di atas menunjukkan keutamaan
ilmu daripada harta, karena orang yang mempunyai ilmu mengetahui kemanfaatan
harta dan orang yang tidak berilmu tidak mengetahui kemanfaatan ilmu.
2.4.a.QS.Al-Mujadilah ayat 11
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
تَفَسَّحُوا
|
:
|
Maksudnya
adalah توسعوا yaitu saling meluaskan dan mempersilahkan.
|
يَفْسَحِ
|
:
|
Maksudnya
Allah akan melapangkan rahmat dan rizki bagi mereka.
|
فَانْشُزُوا
|
:
|
Maksudnya
saling merendahkan hati untuk memberi kesempatan kepada setiap orang yang
datang.
|
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ
|
Allah akan
mengangkat derajat mereka yang telah memuliakan dan memiliki ilmu di akhirat
pada tempat yang khusus sesuai dengan kemuliaan dan ketinggian derajatnya.
|
2.4.b.Asbabunnuzul Surat Al-Mujadilah ayat 11
Ayat ini diturunkan pada waktu
Rosululloh S.A.W. ingin memuliakan sahabat ahli perang badar dari pada sahabat
muhajirin dan anshor. Ketika Rosululloh S.A.W. duduk di tempat yang sempit
beliau ingin memuliakan sahabat ahli badar, maka datanglah sahabat ahli badar
tersebut saling berdesakan dan berdiri di hadapan beliau sambil menanti
kelapangan majlis (tempat duduk), Rosululloh memerintahkan sahabat yang bukan
ahli badar yang berada disampingnya untuk berdiri.
2.4.c.Kandungan Surat Al-Mujadilah ayat 11
Dari ayat tersebut dapat diketahui, hal sebagai
berikut:
Pertama :
Bahwa para sahabat berupaya ingin saling mendekat pada saat berada di majelis
Rasulullah saw, dengan tujuan agar ia dapat mudah mendengar wejangan dari
Rasulullah saw. Yang diyakini bahwa dalam wejangannya itu terdapat kebaikan
yang amat dalam serta keistimewaan yang agung.
Kedua : Bahwa perintah untuk saling
meluangkan dan meluaskan tempat ketika berada di majelis, tidak saling
berdesakan dan berhimpitan dapat dilakukan sepanjang dimungkinkan, karena cara
demikian dapat menimbulkan keakraban diantara sesama orang yang berada di dalam
majelis dan bersama-sama dapat mendengar wejangan Rasulullah saw.
Ketiga : Bahwa
pada setiap orang yang memberikan kemudahan kepada hamba Allah yang ingin
menuju pintu kebaikan dan kedamaian, Allah akan memberikan keluasan kebaikan di
dunia dan akhirat.2 Singkatnya ayat ini berisi perintah untuk memberikan
kelapangan dalam mendatangkan setiap kebaikan dan memberikan rasa kebahagiaan
kepada setiap orang Islam. Atas dasar inilah Rasulullah saw, menegaskan bahwa
Allah akan selalu menolong hambanya, selama hamba tersebut selalu menolong
sesama saudaranya.3
Adapun arti potongan ayat dibawah
ini adalah:
إِذَا قِيْلَ لَكُمْ
تَفَسَّخُوْا فِيْ الْمَجَالِسِ فَافْسَخُوْا
Maksudnya adalah apabila kamu
diminta berdiri selama berada di majelis Rasulullah saw, maka segeralah
berdiri, karena Rasulullah saw terkadang mengamati keadaan setiap individu,
sehingga dapat diketahui setiap keadaan orang tersebut, atau karena Rasulullah
saw, ingin menyerahkan suatu tugas khusus yang tidak mungkin tugas tersebut
dapat dikerjakan oleh orang lain. Berhubungan dengan hal yang demikian, maka
bagi orang yang datang terdahulu di majelis tersebut tidak boleh mempersilahkan
orang yang datang belakangan untuk duduk di tempat duduknya.
Imam Malik, Bukhari, Muslim dan
Turmudzi meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw, bersabda: La yuqimu
al-rajulu min majlisi walakin tafassakhu wa tawassa’u. Yang artinya: seorang
tidak sepantasnya mempersilahkan tempat duduknya kepada orang lain (yang datang
belakangan). Tetapi cukup dengan memberikan kelapangan dan mempersilahkan
lewat.
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا مِنْكُمْ،
وَالَّذِيْنَ أُتُواالْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
maksudnya adalah bahwa Allah akan
mengangkat orang mukmin yang melaksanakan segala perintahnya dengan memberikan
kedudukan yang khusus, baik dari pahala maupun keadilan-Nya. Singkatnya bahwa
setiap orang mukmin dianjurkanagar memberikan kelapangan kepada sesama
kawannyaitu datang belakangan, atau apabila dianjurkan agar keluar meninggalkan
majelis, maka segera tinggalkanlah tempat itu, dan jangan ada prasangka bahwa
perintah tersebut akan menghilanhkan haknya. Melainkan merupakan kesempatan
yang dapat menambah kedekatan pada Tuhannya, karena Allah tidakakan
menyia-nyiakan setiap perbuatan yang dilakukan hambanya. Melainkan akan
diberikan balasan yang setimpal di dunia dan akhirat.
Sedangkan potongan ayat وَاللهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ maksudnya bahwa Allah mengetahui setiap perbuatan yang
baik dan buruk yang dilakukan hamba-Nya, dan akan membalasnya amal tersebut.
Orang yang baik akan di balas dengan kebaikan. Demikian pula orang yang berbuat
buruk akan dibalas buruk atau diampuni-Nya.4
Ayat tersebut diatas selanjutnya sering digunakan para ahli untuk mendorong diadakannya kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dengan cara menjunjung tinggi atau mengadakan dan menghadiri majelis ilmu. Orang yang mendapatkan ilmu itu selanjutnya akan mencapai derajat yang tinggi dari Allah.
Ayat tersebut diatas selanjutnya sering digunakan para ahli untuk mendorong diadakannya kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dengan cara menjunjung tinggi atau mengadakan dan menghadiri majelis ilmu. Orang yang mendapatkan ilmu itu selanjutnya akan mencapai derajat yang tinggi dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar