Entri Populer

Sabtu, 22 Februari 2014

model dan strategi pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
 Pertumbuhan yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada aspek perubahan fisik kearah yang lebih maju. Dengan kata lain, pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat atau tinggi badan, tulang otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya, pertumbuhan ini mencapai titik akhir yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu, misalnya usia lanjut, justru terdapat bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami penurunan dan pengurangan.
Sedangkan perkembangan lebih mengacu pada perubahan karakter yang khas dari gejalagejala psikologis ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan dan perkembangan manusia mengalami beberapa tahapan, dimana dari setiap tahap memiliki suatu identitas dan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses belajar hanya mungkin berhasil jika ada suatu pembelajaran yang sesuai dengan tahapan yang sesuai pula. Masa remaja terletak diantara masa anak dan masa dewasa. Masa Remaja adalah tahapan yang pada umumnya dimulai sekitar usia 13 tahun.
Awal masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik sangat pesat dengan mulai berfungsinya hormon-hormon sekunder pada permulaan masa remaja. Pertanda fisik yang sudah menyerupai manusia dewasa ini tidak di ikuti dengan perkembangan psikis yang sama pesatnya. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju kehidupan orang dewasa merupakan masa yang sulit dan penuh gejolak sehingga sering disebut sebagai masa badai dan topan (strom and drang), masa pancaroba dan berbagai sebutan lainnya yang menggambarkan banyaknya kesulitan yang dialami pada masa perkembangan ini. Dari suatu perubahan yang terjadi pada masa remaja ini membawa suatu konsekuensi mengenai metode dan materi tentang kegiatan pembelajaran. Namun perubahan yang terjadi di dalam individu ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya.
1.2. Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik perkembangan anak usia SMP?
2. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan untuk anak usia SMP?
3. Bagaimana peran lingkungan terhadap perkembangan anak usia SMP?
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai antara lain untuk:
1. Mengetahui karakteristik perkembangan anak pada usia SMP.
2. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan untuk anak SMP.
3. Mengetahui peran lingkungan terhadap perkembangan anak usia SMP.

BAB II
 PEMBAHASAN

2.1.Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP/Mts.
2.1.a. Pengertian Dan Ruang Lingkup Anak Usia SMP/MTs
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Secara umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu, dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama. Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa. Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu tertentu. WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu:
a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun
b. Remaja akhir : 15 – 20 tahun
Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah masa remaja awal setelah mereka melalui masa-masa pendidikan Sekolah Dasar. Remaja awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun. Masa remaja awal atau masa puber adalah periode unik dan khusus yang ditandai dengan perubahanperubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.

2.1.b. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
a. Ciri Fisik/Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki. Saat itu, secara biologis remaja mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang saling berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu : 1) Follicle–Stimulating Hormone (FSH); dan Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, estrogen kedua dan hormon tersebut dua merangsang hormon pertumbuhan progesterone; jenis kewanitaan.
 Pada anak laki-laki, luteinizing hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormonhormon tersebut diatas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendpat menstruasi, sebagai pertanda bahwa system reproduksinya sudah efektif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang. Anak laki-laki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormone testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
b. Ciri Psikologis Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1) Kegelisahan Remaja mempunyai banyak idealisme angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Akan tetapi sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan yang tinggi dengan kemampuan yang belum memadai mengakibatkan mereka diliputi perasaan gelisah.
2) Pertentangan Pertentangan pendapat remaja dengan lingkungan khususnya orang tua mengakibatkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.
 3) Mengkhayal Keinginan menjelajah dan berpetualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya terhambat dari segi biaya, oleh karena itu mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif, justru kadang menjadi sesuatu yang konstruktif. Misalnya munculnya sebuah ide cemerlang.
4) Aktivitas kelompok Berbagai macam keinginan remaja dapat tersalurkan setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.
5) Keinginan mencoba segala sesuatu Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity), mereka lalu menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya.
Ciri-ciri penting pada masa remaja awal atau anak SMP sebagai berikut :
a) Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciriciri seks sekunder mulai berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada. Dengan adanya kedewasaan biologis ini, remaja memiliki kemampuan biologis yang sama dengan orang-orang dewasa lainnya dalam hal reproduksi.
b) Masa remaja awal merupakan periode yang singkat Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangan manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun pada usianya.
c) Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat Perubahan-perubahan yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif.
d) Masa remaja awal merupakan masa negatif Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua. 3. Perkembangan anak usia SMP Selama di SMP/ MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa remaja dan
perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus di hadapi oleh guru. a. Perkembangan aspek kognitif
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.
b. Perkembangan aspek afektif
Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut perasaan, modal dan emosi. Perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses belajar perilaku dengan orang lain atau sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain.
c. Perkembangan psikomotorik
 Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik seusia SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri

2.2.Model Pembelajaran yang tepat untuk Anak SMP/MTs
 Dari sekian banyaknya model-model pembelajaran, secara umum ada tiga model pembelajaran yang dapat digunakan untuk karakteristik anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu:
2.2.a.Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pengetahuan pengetahuan dapat digolongkan dan menjadi dua macam, yaitu;
-pengetahuan  Deklaratif
-pengetahuan  procedural.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu konsep. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi langkah. Metode yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain. Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah. Model pembelajaran langsung mempunyai fase-fase penting,diantaranya : Fase pendahuluan, padafase ini guru menyampaikan kompetensi apa yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran, memotivasi belajar, mengingatkan materi prasyarat. Fase Presentasi materi,guru dengan menggunakan metode ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya Jawab). Kemudian fase terakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih, menyimpulkan hasil belajar dan memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa.
Peran guru Menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa, mengingatkan materi sebelumnya, atau dan mempersiapkan siswa Mendemonstrasikan ketrampilan menyajikan informasi tahap demi tahap dengan metode ceramah dan resitasi 3. Membimbing Pelatihan 4.memberikan umpan balik 5. Kesimpulan Memberikan latihan terbimbing Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik Merangkum dengan Tanya Jawab dan memberikan tugas

2.2.b.Model Pembelajaran Kooperatif
 Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa. Dengan demikian, metode mengajar yang digunakan guru adalah diskusi kelompok. Adapun ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain :
a. Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, siswa belajar dalam kelompok.
b. Kelompok dibentuk dari siswa dengan memperhatikan kemampuan, gender, ras, budaya dan suku.
c. Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan penting, yaitu :
1. Hasil Belajar Akademik Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proses konstruksi siswa terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
2. Penerimaan terhadap keberagaman Menumbuhkembangkan interaksi sosial bagi siswa. Siswa akan lebih mudah menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang.
 3. Pengembangan ketrampilan sosial Mengembangkan saling percaya dengan berbagi tugas dalam kelompok, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mempresentasikan dan lain-lain.
Langkah dan kegiatan guru dalam Model Pembelajaraan Kooperatif. Fase Indikator 1. Apersepsi Kegiatan Guru Guru menyampaikan kompetensi yang harus ditunjukkan siswa, memotivasi siswa, mengingatkan materi prasyarat Guru menyampaikan informasi secukupnya, berupa cara kerja, atau cara menyelesaikan tugas Guru memberikan arahan cara membentuk kelompok Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang memerlukan Guru melakukan kesimpulan akhir, evaluasi proses maupun hasil belajar Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok maupun individual.
2.Menyajikan informasi Membentuk kelompok Membimbing kelompok bekerja Evaluasi

2.2.c.Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)
Model PBM (Problem Based Instruction) adalah suatu metode yang diajarkan dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang ada kemudian akan dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk:
 a)Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan memecahkan masalah.
b) Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa.
c) Belajar Mandiri.
Pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai berikut :
1) Penetapan Tujuan Guru mendeskripsikan tujuan model pembelajaran masalah.
2)Merancang situasi masalah Guru merumuskan masalah yang akan dipelajari/ diselidiki siswa. Masalah tersebut harus otentik, dan bermakna bagi siswa.
3)Organisasi sumber daya dan rencana logistik Guru menyiapkan atau menginformasikan material, sarana atau sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam memecahkan masalah yang ada.
4)Orientasi siswa pada masalah Siswa diberikan pengertian bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, melainkan siswa harus melakukan penelitian terhadap masalah penting untuk biasa belajar mandiri.
5) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Mengembangkan ketrampilan kerjasama antar siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bergotong royong. Guru membantu siswa yang memerlukan dalam merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan.
6) Assessment dan evaluasi Sistem assessment yang dilakukan adalah penilaian otentik yang menyangkut penilaian proses berfikir siswa dan juga penilaian hasil belajar.

2.3. PERAN LINGKUNGAN TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA REMAJA AWAL (SMP)
Konsep belajar behavioristik memandang manusia sebagai produk lingkungan. Begitupun dalam kasus ini, faktor-faktor lingkungan sekitar mempunyai peran penting dan andil yang kuat dalam proses pembelajaran seorang siswa secara umum, khususnya siswa SMP.
1. Lingkungan Keluarga Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan anak, khususnya lingkungan keluarga, karena sejak kecil anak hidup bersama keluarga. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa ” pendidikan pertama dan utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga,”. Situasi lingkungan tersebut memberikan andil bagi aktivitas belajar anak.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral dan pembentukan kepribadian dari pada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing-masing, ada keluarga dalam mendidik anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah agama dan menekankan proses pendidikan agama. Ada pula keluarga yang dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikannya berorientasi pada kehidupan sosial dan ekonomi kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan anaknya menjadi orang yang produktif dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyakarat. Anak dan remaja di dalam keluarga berkedudukan sebagai anak didik dan orang tua sebagai pendidiknya. Banyak corak dan pola penyelenggaraan pendidikan keluarga, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga pola pendidikan, yaitu pendidikan otoriter, pendidikan demokratis dan pendidikan liberal. Dalam pendidikan yang bercorak otoriter anak-anak senantiasa harus mengikuti apa yang telah digariskan oleh orang tuanya, sedang dalam pola pendidikan liberal, anakanak dibebaskan untuk menentukan tujuan dan cita-citanya. Kebanyakan keluarga di Indonesia mengikuti corak pendidikan yang demokratis.
Makna pendidikan yang demokratis itu oleh Ki Hajar Dewantara dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan itu hendaknya ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang artinya : Di depan memberi contoh, di tengah membimbing dan di belakang memberi semangat.
 2. Lingkungan Masyarakat Masyarakat adalah lingkungan alami kedua yang dikenal oleh anakanak dan remaja. Remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai norma dan keberagamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan baik oleh remaja maupun oleh orang tuanya. Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyakarat banyak
membentuk/ mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban atau kursus yang secara sengaja disediakan untuk anak dan remaja dalam upaya mempersiapkan hidupnya di masa depan. Seperti contoh, Karang Taruna, pengajian TPA, kursus komputer berskala desa, atau pelatihan-pelatihan yang bersifat ekonomis yang profitable merupakan produk nyata pembelajaran di masyarakat.
3. Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lingkungan artificial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak kearah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Lingkungan sekolah merupakan pengaruh besar dalam pembentukan pemikiran manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dilingkungan sekolah ini, remaja mendapat suatu pelajaran dan pengalaman yang berharga yang menjadi bekal untuk langkah-langkah pembelajaran di kehidupan selanjutnya. Sekolah diharapkan memberikan suatu wadah bagi pengembangan secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dibentuknya unit-unit kegiatan siswa (UKS), memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai seperti sarana olahraga, musik maupun berdasarkan potensi-potensi lain.















BAB III
KESIMPULAN
3.Kesimpulan
Dari pembahasan tentang “Karakteristik Perkembangan dan Model Pembelajaran Anak Usia SMP” tersebut diatas, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu: a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun a. Remaja akhir : 15 – 20 tahun Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal.
2. Ciri-ciri Masa Remaja:
a. Ciri Fisik/Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki.
b. Ciri Psikologis Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa ciri sebagai berikut: 1) Kegelisahan 2)Pertentangan 3) Mengkhayal 4) Aktivitas kelompok 5) Keinginan mencoba segala sesuatu.
3. Perkembangan anak usia SMP:
a) Perkembangan aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti :pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir.
b) Perkembangan aspek afektif menyangkut perasaan, modal dan emosi.
c) Perkembangan aspek psikomotorik seusia anak SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa.
4. Tiga model pembelajaran yang digunakan untuk karakteristik anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu:
 a. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Metode yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain. Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa.
c. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Model Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk:
1) Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan memecahkan masalah.
2) Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa.
3) Belajar mandiri.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa:
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Masyarakat
c. Lingkungan Sekolah
DAFTAR PUSTAKA

·         Berita Harian Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam, Selasa 15 Ogos 2000 Darajat, Zakiah. Kesehatan Mental, Jakarta, Gunung Agung, 1982
·         Hartinah, Siti. Perkembangan Peserta Didik, PT. Refika Aditama, Jakarta 2008
·         Langgulang, Hasan. Manusia dan Pendidikan. Jakarta : Al Husna, 1986
·         Mampiare, Andi. Psikologi Remaja, Surabaya; Usaha Nasional, 1982
·         Model-Model Pembelajaran yang Efektif, Sosialisasi KTSP, Departemen Pendidikan Nasional (www.depdiknas.go.id) Peran Orang Tua terhadap Kenakalan Remaja Masa
·         Kini,www.kompas.com/kompascetak/0305/18/keluarga/312326.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar