BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan yang
terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada aspek
perubahan fisik kearah yang lebih maju. Dengan kata lain, pertumbuhan dapat
didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan
kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai
hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat atau tinggi badan, tulang otot
menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ tubuh menjadi
lebih sempurna. Pada akhirnya, pertumbuhan ini mencapai titik akhir yang
berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu, misalnya
usia lanjut, justru terdapat bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami
penurunan dan pengurangan.
Sedangkan perkembangan lebih mengacu pada perubahan karakter
yang khas dari gejalagejala psikologis ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan dan
perkembangan manusia mengalami beberapa tahapan, dimana dari setiap tahap
memiliki suatu identitas dan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh banyak
faktor. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses
belajar hanya mungkin berhasil jika ada suatu pembelajaran yang sesuai dengan
tahapan yang sesuai pula. Masa remaja terletak diantara masa anak dan masa
dewasa. Masa Remaja adalah tahapan yang pada umumnya dimulai sekitar usia 13
tahun.
Awal masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik sangat
pesat dengan mulai berfungsinya hormon-hormon sekunder pada permulaan masa
remaja. Pertanda fisik yang sudah menyerupai manusia dewasa ini tidak di ikuti
dengan perkembangan psikis yang sama pesatnya. Masa remaja merupakan masa
transisi dari masa anak-anak menuju kehidupan orang dewasa merupakan masa yang
sulit dan penuh gejolak sehingga sering disebut sebagai masa badai dan topan
(strom and drang), masa pancaroba dan berbagai sebutan lainnya yang
menggambarkan banyaknya kesulitan yang dialami pada masa perkembangan ini. Dari
suatu perubahan yang terjadi pada masa remaja ini membawa suatu konsekuensi
mengenai metode dan materi tentang kegiatan pembelajaran. Namun perubahan yang
terjadi di dalam individu ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
sekitarnya.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana
karakteristik perkembangan anak usia SMP?
2. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan untuk anak usia SMP?
3. Bagaimana peran lingkungan terhadap perkembangan anak usia SMP?
1.3. Tujuan
Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai antara lain untuk:
1. Mengetahui karakteristik perkembangan anak pada usia SMP.
2. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan untuk anak
SMP.
3. Mengetahui peran lingkungan terhadap perkembangan anak
usia SMP.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP/Mts.
2.1.a. Pengertian Dan Ruang
Lingkup Anak Usia SMP/MTs
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal
dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya
memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Secara
umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu,
dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama.
Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat
dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju
dewasa. Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu
tertentu. WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu:
a. Remaja Awal : 10
– 14 tahun
b. Remaja akhir :
15 – 20 tahun
Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usia
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah masa remaja awal setelah mereka melalui
masa-masa pendidikan Sekolah Dasar. Remaja awal ini berkisar antara umur 10-14
tahun. Masa remaja awal atau masa puber adalah periode unik dan khusus yang
ditandai dengan perubahanperubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam
tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
2.1.b. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja
terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis. Ada beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja.
a. Ciri
Fisik/Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai
dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja
laki-laki. Saat itu, secara biologis remaja mengalami perubahan yang sangat
besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk
ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam
memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang
saling berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu : 1) Follicle–Stimulating Hormone
(FSH); dan Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, estrogen kedua dan
hormon tersebut dua merangsang hormon pertumbuhan progesterone; jenis
kewanitaan.
Pada anak laki-laki,
luteinizing hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone
(ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari
hormonhormon tersebut diatas merubah sistem biologis seorang anak. Anak
perempuan akan mendpat menstruasi, sebagai pertanda bahwa system reproduksinya
sudah efektif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai
berkembang. Anak laki-laki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot dan
fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormone testosterone. Bentuk
fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa
mereka pada dunia remaja.
b. Ciri
Psikologis Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki
beberapa ciri sebagai berikut:
1) Kegelisahan Remaja mempunyai banyak idealisme angan-angan
atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Akan tetapi sesungguhnya
remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu.
Tarik menarik antara angan yang tinggi dengan kemampuan yang belum memadai
mengakibatkan mereka diliputi perasaan gelisah.
2) Pertentangan Pertentangan pendapat remaja dengan
lingkungan khususnya orang tua mengakibatkan kebingungan dalam diri remaja itu
sendiri maupun pada orang lain.
3) Mengkhayal
Keinginan menjelajah dan berpetualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya
terhambat dari segi biaya, oleh karena itu mereka lalu mengkhayal mencari
kepuasan. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif, justru kadang menjadi
sesuatu yang konstruktif. Misalnya munculnya sebuah ide cemerlang.
4) Aktivitas kelompok Berbagai macam keinginan remaja dapat
tersalurkan setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan
kegiatan bersama.
5) Keinginan mencoba segala sesuatu Remaja memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi (high curiosity), mereka lalu menjelajah segala sesuatu
dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya.
Ciri-ciri penting pada masa remaja awal atau anak SMP
sebagai berikut :
a) Pada masa ini
terjadi kematangan alat-alat seksual Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi
organ maka ciriciri seks sekunder mulai berkembang seperti tumbuhnya rambut
pubis dan timbulnya jakun pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan
mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada. Dengan adanya
kedewasaan biologis ini, remaja memiliki kemampuan biologis yang sama dengan
orang-orang dewasa lainnya dalam hal reproduksi.
b) Masa remaja awal
merupakan periode yang singkat Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang
terjadi di dalam perkembangan manusia maka masa puber merupakan periode yang
paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun pada usianya.
c) Masa remaja awal
merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat Perubahan-perubahan yang
pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan
tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya
perilaku negatif.
d) Masa remaja awal
merupakan masa negatif Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti
terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang pada masa
sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa
ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua. 3.
Perkembangan anak usia SMP Selama di SMP/ MTs seluruh aspek perkembangan
manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai
masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa remaja dan
perubahan yang
menyertainya merupakan fenomena yang harus di hadapi oleh guru. a. Perkembangan
aspek kognitif
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi
fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir.
Untuk siswa SMP perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal
operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat
lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis,
kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih
kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari
berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu ada peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual.
Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan
kognitif.
b. Perkembangan aspek afektif
Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut
perasaan, modal dan emosi. Perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses
belajar perilaku dengan orang lain atau sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi
berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain.
c. Perkembangan psikomotorik
Wuest & Combardo
(1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik seusia SMP ditandai
dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu
perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan
berat badan, sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali
mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang
mengalami proses pencarian jati diri
2.2.Model
Pembelajaran yang tepat untuk Anak SMP/MTs
Dari sekian banyaknya model-model
pembelajaran, secara umum ada tiga model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk karakteristik anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu:
2.2.a.Model Pembelajaran Langsung
(Direct Instruction)
Pengetahuan
pengetahuan dapat digolongkan dan menjadi dua macam, yaitu;
-pengetahuan Deklaratif
-pengetahuan procedural.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu
konsep. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana seseorang
melakukan sesuatu. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk
menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural maupun
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
langkah demi langkah. Metode yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang
lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain. Model
ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah. Model
pembelajaran langsung mempunyai fase-fase penting,diantaranya : Fase
pendahuluan, padafase ini guru menyampaikan kompetensi apa yang harus dicapai
siswa setelah proses pembelajaran, memotivasi belajar, mengingatkan materi
prasyarat. Fase Presentasi materi,guru dengan menggunakan metode ceramah dan
resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya Jawab). Kemudian fase terakhir guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih, menyimpulkan hasil belajar
dan memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa.
Peran guru Menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai
siswa, mengingatkan materi sebelumnya, atau dan mempersiapkan siswa
Mendemonstrasikan ketrampilan menyajikan informasi tahap demi tahap dengan
metode ceramah dan resitasi 3. Membimbing Pelatihan 4.memberikan umpan balik 5.
Kesimpulan Memberikan latihan terbimbing Mengecek kemampuan siswa dan
memberikan umpan balik Merangkum dengan Tanya Jawab dan memberikan tugas
2.2.b.Model
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam
suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan
sesuatu untuk tujuan bersama. Model kooperatif merupakan model pembelajaran
yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan
kerjasama antar siswa. Dengan demikian, metode mengajar yang digunakan guru
adalah diskusi kelompok. Adapun ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara
lain :
a. Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, siswa belajar
dalam kelompok.
b. Kelompok
dibentuk dari siswa dengan memperhatikan kemampuan, gender, ras, budaya dan
suku.
c. Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok daripada
perorangan.
Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan penting, yaitu :
1. Hasil Belajar
Akademik Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proses konstruksi siswa
terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
2. Penerimaan
terhadap keberagaman Menumbuhkembangkan interaksi sosial bagi siswa. Siswa akan
lebih mudah menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan
latar belakang.
3. Pengembangan ketrampilan sosial
Mengembangkan saling percaya dengan berbagi tugas dalam kelompok, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mempresentasikan
dan lain-lain.
Langkah dan kegiatan guru dalam Model Pembelajaraan
Kooperatif. Fase Indikator 1. Apersepsi Kegiatan Guru Guru menyampaikan
kompetensi yang harus ditunjukkan siswa, memotivasi siswa, mengingatkan materi
prasyarat Guru menyampaikan informasi secukupnya, berupa cara kerja, atau cara
menyelesaikan tugas Guru memberikan arahan cara membentuk kelompok Guru
memberikan bimbingan kepada kelompok yang memerlukan Guru melakukan kesimpulan
akhir, evaluasi proses maupun hasil belajar Guru memberikan penghargaan kepada
setiap kelompok maupun individual.
2.Menyajikan informasi Membentuk kelompok Membimbing kelompok bekerja
Evaluasi
2.2.c.Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)
Model PBM (Problem Based Instruction) adalah suatu metode yang diajarkan
dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang ada kemudian
akan dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model Pembelajaran
berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk:
a)Membantu siswa mengembangkan ketrampilan
berfikir dan ketrampilan memecahkan masalah.
b) Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa.
c) Belajar Mandiri.
Pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai
berikut :
1) Penetapan Tujuan Guru mendeskripsikan tujuan model
pembelajaran masalah.
2)Merancang situasi
masalah Guru merumuskan masalah yang akan dipelajari/ diselidiki siswa. Masalah
tersebut harus otentik, dan bermakna bagi siswa.
3)Organisasi sumber
daya dan rencana logistik Guru menyiapkan atau menginformasikan material,
sarana atau sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam memecahkan
masalah yang ada.
4)Orientasi siswa
pada masalah Siswa diberikan pengertian bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan
masalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, melainkan
siswa harus melakukan penelitian terhadap masalah penting untuk biasa belajar
mandiri.
5)
Mengorganisasikan siswa untuk belajar Mengembangkan ketrampilan kerjasama antar
siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bergotong royong.
Guru membantu siswa yang memerlukan dalam merencanakan penyelidikan dan
tugas-tugas pelaporan.
6) Assessment dan evaluasi Sistem assessment yang dilakukan
adalah penilaian otentik yang menyangkut penilaian proses berfikir siswa dan
juga penilaian hasil belajar.
2.3. PERAN LINGKUNGAN TERHADAP
PEMBELAJARAN ANAK USIA REMAJA AWAL (SMP)
Konsep belajar behavioristik memandang manusia sebagai
produk lingkungan. Begitupun dalam kasus ini, faktor-faktor lingkungan sekitar
mempunyai peran penting dan andil yang kuat dalam proses pembelajaran seorang
siswa secara umum, khususnya siswa SMP.
1. Lingkungan Keluarga Lingkungan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kehidupan anak, khususnya lingkungan keluarga, karena
sejak kecil anak hidup bersama keluarga. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa ”
pendidikan pertama dan utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga,”.
Situasi lingkungan tersebut memberikan andil bagi aktivitas belajar anak.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada
aspek moral dan pembentukan kepribadian dari pada pendidikan untuk menguasai
ilmu pengetahuan. Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat
individual sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing-masing, ada keluarga
dalam mendidik anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah agama dan menekankan
proses pendidikan agama. Ada pula keluarga yang dasar dan tujuan
penyelenggaraan pendidikannya berorientasi pada kehidupan sosial dan ekonomi
kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan anaknya menjadi orang yang
produktif dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyakarat. Anak dan remaja di
dalam keluarga berkedudukan sebagai anak didik dan orang tua sebagai
pendidiknya. Banyak corak dan pola penyelenggaraan pendidikan keluarga, yang
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga pola pendidikan, yaitu
pendidikan otoriter, pendidikan demokratis dan pendidikan liberal. Dalam
pendidikan yang bercorak otoriter anak-anak senantiasa harus mengikuti apa yang
telah digariskan oleh orang tuanya, sedang dalam pola pendidikan liberal, anakanak
dibebaskan untuk menentukan tujuan dan cita-citanya. Kebanyakan keluarga di
Indonesia mengikuti corak pendidikan yang demokratis.
Makna pendidikan yang demokratis itu oleh Ki Hajar Dewantara
dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan itu hendaknya ing ngarsa sung
tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang artinya : Di depan
memberi contoh, di tengah membimbing dan di belakang memberi semangat.
2. Lingkungan
Masyarakat Masyarakat adalah lingkungan alami kedua yang dikenal oleh anakanak
dan remaja. Remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan
berbagai norma dan keberagamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu
banyak hal yang harus diperhatikan baik oleh remaja maupun oleh orang tuanya.
Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyakarat banyak
membentuk/ mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban atau
kursus yang secara sengaja disediakan untuk anak dan remaja dalam upaya
mempersiapkan hidupnya di masa depan. Seperti contoh, Karang Taruna, pengajian
TPA, kursus komputer berskala desa, atau pelatihan-pelatihan yang bersifat
ekonomis yang profitable merupakan produk nyata pembelajaran di masyarakat.
3. Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lingkungan
artificial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak kearah tujuan
tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal
kehidupannya di kemudian hari. Lingkungan sekolah merupakan pengaruh besar
dalam pembentukan pemikiran manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan.
Dilingkungan sekolah ini, remaja mendapat suatu pelajaran dan pengalaman yang
berharga yang menjadi bekal untuk langkah-langkah pembelajaran di kehidupan
selanjutnya. Sekolah diharapkan memberikan suatu wadah bagi pengembangan secara
keseluruhan baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dibentuknya
unit-unit kegiatan siswa (UKS), memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai
seperti sarana olahraga, musik maupun berdasarkan potensi-potensi lain.
BAB III
KESIMPULAN
3.Kesimpulan
Dari pembahasan tentang “Karakteristik Perkembangan dan Model
Pembelajaran Anak Usia SMP” tersebut diatas, maka dapat di tarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Karakteristik Perkembangan
Anak Usia SMP Remaja dalam bahasa aslinya disebut
adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh
untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence
sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik. WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu: a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun a.
Remaja akhir : 15 – 20 tahun Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal.
2. Ciri-ciri Masa Remaja:
a. Ciri
Fisik/Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai
dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja
laki-laki.
b. Ciri Psikologis
Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa ciri sebagai
berikut: 1) Kegelisahan 2)Pertentangan 3) Mengkhayal 4) Aktivitas kelompok 5)
Keinginan mencoba segala sesuatu.
3. Perkembangan anak usia SMP:
a) Perkembangan
aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti :pemahaman, pengetahuan dan
ketrampilan berpikir.
b) Perkembangan aspek afektif menyangkut perasaan, modal dan
emosi.
c) Perkembangan
aspek psikomotorik seusia anak SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan
fisiologis sex yang luar biasa.
4. Tiga model pembelajaran yang
digunakan untuk karakteristik anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu:
a. Model Pembelajaran Langsung
(Direct Instruction) Metode yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang
lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain. Model
ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Model kooperatif merupakan model
pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan
menekankan kerjasama antar siswa.
c. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Model Pembelajaran berdasarkan
pada masalah tertentu, bertujuan untuk:
1) Membantu siswa
mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan memecahkan masalah.
2) Belajar menjadi
peranan sebagai orang dewasa.
3) Belajar mandiri.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran siswa:
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Masyarakat
c. Lingkungan Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
·
Berita Harian Konsep Pendidikan
Anak Dalam Islam, Selasa 15 Ogos 2000 Darajat, Zakiah. Kesehatan Mental,
Jakarta, Gunung Agung, 1982
·
Hartinah, Siti. Perkembangan
Peserta Didik, PT. Refika Aditama, Jakarta 2008
·
Langgulang, Hasan. Manusia dan
Pendidikan. Jakarta : Al Husna, 1986
·
Mampiare, Andi. Psikologi Remaja,
Surabaya; Usaha Nasional, 1982
·
Model-Model Pembelajaran yang
Efektif, Sosialisasi KTSP, Departemen Pendidikan Nasional (www.depdiknas.go.id)
Peran Orang Tua terhadap Kenakalan Remaja Masa
·
Kini,www.kompas.com/kompascetak/0305/18/keluarga/312326.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar