Entri Populer

Jumat, 23 Maret 2012

sejarah perkembangan bahasa indosesia


SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BAHASA MELAYU MENJADI BAHASA INDONESIA

Bahasa  Indonesia mempunyai bahasa induk  yaitu bahasa Melayu  yang tepatnya bahasa Melayu di Riau. Bahasa Melayu adalah sejumlah bahasa yang saling bermiripan yang dituturkan di wilayah nusantara dan beberapa tempat lain. Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini memjadi bahasa resmi di Brunai, Indonesia (sebagai bahasa Indonesia) dan Malaysia (dikenal sebagai bahasa Malaysia), salah satu bahasa yang diakui di Singapura dan menjadi bahasa kerja di Timor Leste. Bahasa Melayu dituturkan juga di Afika Selatan, Srilanka, Thailand Selatan, Filipina Selatan, Myanmar Selatan, sebagian kecil Kamboja hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Christmas dan kepulauan Cacaos yang menjadi bagian Australia.
Tulisan-tulisan dalam bahasa Melayu pertama kali ditemukandipesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini berkat penggunaan di kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan.
Bahasa Melayu  termasuk dalam bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun bahasa Austronesia.
Ada beberapa hal yang menyebabkan bahasa melayu  diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu :
1.       Dilihat dari sejarah, bahasa Melayu telah menjadi bahasa perhubungan atau Lingua Franca sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan sudah tersebar luas ke seluruh pelosok nusantara.
2.       System fonologi, morfologi, dan sintaksis bahasa Melayu cukup sederhana
3.       Kesadaran dan keikhlasan (factor psikologis) dari para pemakai bahasa Jawa, Sunda dan pemakai bahasa daerah lain yang secara suka rela menerima Bahasa Melayu untuk diangkat menjadi bahasa Indonesia yang sekaligus menjadi bahasa nasional dan bahasa resmi Negara
4.       Kesanggupan bahasa Melayu menerima pengaruh dari bahasa asing dan bahasa daerah lain  guna memperkaya kosakata ( bersifat dinamis)
5.       Bahasa Melayu sudah diajarkan di sekolah-sekolah oleh Pemerintah Hindia Belandaserta telah digunakan dalam undang-undang dan ketetapan pemerintah dalam mengatur kebijakannya
6.       Bahasa Melayu telah digunakan dalam kegiatan penyebaran agama oleh para pastur dan pendeta.  
Sejarah Bahasa Indonesia
I.        Masa PraKolonial
A.   Zaman Sriwijaya abad VII – IX
      Masa  kejayaannya di kerajaannya di kerajaan maju dalam bidang pendidikan terutama pendidikan agama Buda. Bahasa Melayu mendapatkan pengaruh bahasa Sansekerta Bahasa melayu dibedakan menjadi 2, yaitu
Ø  Bahasa Melayu tinggi ( induk bahasa Indonesia)
Ø  Bahasa Melayu rendah.(pasar = tidak baku)
Bahasa melayu mendapat julukan Lingua Franca (bahasa pergaulan. Ini dibuktikan dengan adanya Sekolah Perguruan Tinggi Budha yang menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa Sastra
B.   Zaman Aceh   abad IX  - XIII
     Sejarah dengan syiar agama Islam sehingga Aceh mendapat julukan Serambi Mekah. Bahasa  Melayu dalam pemerintahan, perdagangan,  kesusastraan (adanya syair, puisi dan gurindam)
C.   Zaman Malaka abad  XIII – XVI
     Masuk nya  bangsa Eropa di asia. Bahasa Melayu terpengaruhbahasa Eropa – Asia.  Perkembangan bahasa melayu sangat pesat. Hal ini dibuktikan oleh Magnel Ten yang berhasil menyusun kamus Melayu
D.      Zaman Johor abad XVII – XIX
       Kemajuan sastra  terjadi dalam  3 masa, yaitu
Ø  Datuk Tun Sri Lanang ( Menulis Sejarah Melayu)
Ø  Nurudin Arranniri (Menulis buku Tajus Salatin)
Ø  Zaman Abdulah bin Abdul  Qodir Munsi (menulis Singapura di Makan Api)
Ø  Buchori
Di samping itu juga terdapat prosa, kisah perjalanan, biografi, auto biografi, riwayat dan swariwayat. Setelah zaman Johor disebut juga zaman  Abdulah bin Abdul  Qodir Munsi atau sastra Peralihan.
E.       Zaman Kolonial Balanda
Pada masa sebelum pergerakan kebangsaan
Bahasa Melayu dipergunakan sebagai bahasa perundang-undangan. Bahasa Melayu tumbuh dan berkembang melalui karya sastra. Pada tahun 1901 Belanda menugaskan Van Ophuysen untuk menyusun aturan penulisan bahasa Melayu dan berhasil meyusun logat Melayu atau lebih dikenal dengan Ejaan Van Ophuysen
Pada masa pergerakan kebangsaan
Ditandai dengan lahirnya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Ada peristiwa penting yang terjadi antara tahun 1908 sampai 1918 yaitu:
1.       Pemerintah Belanda mendirikan Comissie Voordee Volks Lectuure atau komisi bacaan rakyat yang kemudian berubah menjadi Balai Pustaka (1917)
2.       Pada tanggal 25 Juni 1918 tokoh Husni Tamrin mengusulkan boleh digunakannya bahasa Melayu sebagai alat komunikasi di persidangan Volksraad/ anggota dewan yang akhirnya disetujui Ratu Yuliana pada tahun 1919
Mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersatukan  berbagai suku bangsa Indonesia maka pada tahun 1926 Jong Java milih bahasa Melayu sebagai behasa pengantar  dan media penghubung semua muda-mudi.
Kongres II Jong Sumatera memutuskan untuk memakai Bahasa Melayu Riau yang disebut Melayu Tinggi sebagai bahasa persatuan
Beberapa surat kabar yang turut menyebarluaskan bahasa melayu adalah Bianglala, Bintang Timur, Kaum Muda, Neradja. Di samping besar pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa Melayu, surat kabar tersebut juga sebagai media penghubung dan latihan bagi putra putri Indonesia untuk mengutarakan berbagai masalah.
Tanggal 28 Oktober 1928 diadakan kongres pemuda Indonesia di Jakarta yang menghasilkan ikrar bersama yang disebut Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia resmi dijadikan bahasa Persatuan
F.       Zaman Pendudukan Jepang
Tanggal 25 – 29  Juni 1938 diadakan kongres bahasa I di Solo yang memutuskan:
1.       Boleh mengambil kata-kata asing yang fungsinya sebagai pengayaan / perbendaharaan
2.       Mengatur pembaharuan bahasa Indonesia
       Pada masa pnedudukan Jepang, pemerintah Jepang memberlakukan larangan penggunaan bahasa Belanda. Pelarangan ini berdampak positif terhadap bahasa Indonesia karena dipakai dalam berbagai aspek kehidupan politik dan pemerintahan.
II.      Masa Kemerdekaan
18 Agustus 1945 ditetapkan UUD 1945 yang di dalamnya  terdapat pasal-pasal. Pada pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia. Denagn demikian dissamping kedudukannya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa Negara yang dipakai dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan negara Dari tahun 1947 – 1988ada upaya penyempurnaan dan pengembangan bahasa Indonesia  sebagai berikut ;
1.       1947, Ejaan Van Ophuysen diganti dengan ejaan Suwandi yang merupakan menteri Pendidikan Pengayaan dan Kebudayaan (19 Maret 1947)
2.       1954, diadakan kongres bahasa Indonesia II di Medan  membahas kebahasaan dan penyempurnaan ejaan Suwandi dan menghasilkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
3.       1974 diadakan praseminar politik bahasa Indonesia
4.       1975 diadakan seminar politik bahasa Indonesia memutuskan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
5.       1978 kongres bahasa Indonesia III di Jakarta atau disebut kongres guru sedunia, memutuskan Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia yang berkaitan dengan agama, social, budaya, dan politik
6.       1983 kongres bahasa Indonesia IV di Jakarta. Menghasilkan keputusan untuk memantapkan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai sarana pembangunan nasional
7.       1988 Kongres bahasa Indonesia V di Jakarta memutuskan penetapan penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Pada kongres ini menghasilkan dua karya besar Kamus Besar Bahasa Indonesia yang sudah disempurnakan dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
8.       28 Oktober sampai 2 November 1993  Kongres  Bahasa Indonesia VI dengan peserta sebanyak 770 pakar bahasa Indonesia dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari manca Negara, melipiti Australia, Brunei Darussalam , jerman, Hongkong, India, Italis, JepangRusia, Singapura, Korea Selatan dan Amerika Serikat, kongres mengusulkan agar disusun UU Bahasa Indonesia
9.       Kongres Bahasa Indonesia VII Di Hotel Indonesia Jakarta, tanggal 26 – 30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Keanggotaannya terdiri tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra
b.      Tugasnya memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Sastra, mengupayakan peningkatan status kelembagaan pusat dan pengembangan bahasa
10.      Seminar Politik Bahasa Nasional tahun 1999 di Bogor menegaskan kembali hasil-hasil Seminar politik Bahasa Nasional 1975 dengan beberapa pengembangan yang dipandang Lebih sesuai dengan dinamika dan cara pandang terhadap persoalan – persoalan Yang berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing. Hasil seminar Politik Bahasa Nasional  tersebut dinamakan Kebijakan Bahasa Nasional  (KBN)

Sumber Materi :
a.       Bahasa Indonesia untukSMK II A oleh Tim LP2IP Yogyakarta (2009)
b.      Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di PT  oleh Muhammad Rohmadi, SS, dkk U PT Penerbitan dan Pencetakan  UNS Press, Solo (2008)
c.       Meningkatkan pengetahuan dan Kecakapan Menggunakan Bahasa Baku  Suatau Panduan Berbahasa Indonesia yang baik dan Benar oleh Abdul Rajak Husain. CV aneka Solo. (1993)

Asal Usul Bahasa Melayu

Asal usul perkataan Melayu masih belum dapat disahkan oleh sejarawan.
Bagaimanapun terdapat beberapa bukti sejarah yang cuba mengaitkan asal-usul bahasa Melayu, seperti mana berikut:
1.  Catatan orang China yang menyatakan bahawa sebuah kerajaan Mo-lo-yeu mempersembahkan hasil bumi kepada raja China sekitar 644-645    Masihi.
Dikatakan orang Mo-lo-yeu mengirimkan Utusan ke negara China untuk mempersembahkan hasil-hasil bumi kepada raja China.
2. Ada yang mempercayai kerajaan Mo-lo-yeu berpusat di daerah Jambi, Sumatera , daripada sebatang sungai yang deras alirannya, iitu Sungai Melayu.
3. Satu lagi catatan orang China ialah catatan rahib Buddha bernama I-Tsing yang menggunakan kata ma-lo-yu tentang dua buah kerajaan yang dilawatinya sekitar 675 Masihi.
4. Dalam bahasa Jawa Kuno, perkataan ``Mlayu'' bermaksud berlari atau mengembara. Hal ini boleh dipadankan dengan orang Indo-Melayu (Austonesia) yang bergerak dari Yunan.


Asal Usul Bangsa Melayu
Dipercayai berasal daripada golongan Austronesia di Yunan.
Kumpulan pertama dikenali sebagai Melayu Proto.
Berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Batu Baru (2500 Sebelum Masihi)
Keturunannya Orang Asli di Semenanjung Malaysia, Dayak di Sarawak dan Batak di Sumatera.
Kumpulan kedua dikenali sebagai Melayu Deutro
Berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Logam kira-kira 1500 Sebelum Massihi.
Keturunannya orang Melayu di Malaysia
Dikatakan lebih bijak dan dan mahir daripada Melayu Proto.
Bijak dalam bidang astronomi, pelayaran dan bercucuk tanam.
Bilangan lebih banyak daripada Melayu Proto.
Menduduki kawasan pantai dan lembah di Asia Tenggara.
Orang ini, kumpulan pertama dan kedua, dikenali sebagai Austronesia.
Bahasa-bahasa yang terdapat di Nusantara sekarang berpunca daripada bahasa Austronesia ini.

Nik Safiah Karim menerangkan bahawa bahasa Austronesia ialah satu rumpun bahasa dalam filum bahasa Austris bersama-sama dengan rumpun bahasa Austroasia dan Tibet-China (rujuk carta alir di atas).
Bahasa Melayu termasuk dalam bahasa-bahasa Golongan Sumatera bersama-sama dengan bahasa-bahasa Acheh, Batak, Minangkabau, Nias, Lampung dan Orang Laut.

Perkembangan Bahasa Melayu
Ahli bahasa membahagikan perkembangan bahasa Melayu kepada tiga tahap utama iaitu:
  • Bahasa Melayu Kuno,
  • Bahasa Melayu Klasik dan
  • Bahasa Melayu Moden.

Bahasa Melayu Kuno
Merupakan keluarga bahasa Nusantara
Kegemilangannya dari abad ke-7 hingga abad ke-13 pada zaman kerajaan Sriwijaya, sebagai lingua franca dan bahasa pentadbiran.
Penuturnya di Semenanjung, Kepulauan Riau dan Sumatera.
Ia menjadi lingua franca dan sebagai bahasa pentadbiran kerana:
  • Bersifat sederhana dan mudah menerima pengaruh luar.
  • Tidak terikat kepada perbezaan susun lapis masyarakat
  • Mempunyai sistem yang lebih mudah berbanding dengan bahasa Jawa.
Banyak dipengaruhi oleh sistem bahasa Sanskrit. Bahasa Sanskrit kemudian dikenal pasti menyumbang kepada pengkayaan kosa  kata dan ciri-ciri keilmuaan (kesarjanaan) Bahasa Melayu.
Bahasa Melayu mudah dipengaruhi Sanskrit kerana:
  • Pengaruh agama Hindu
  • Bahasa Sanskrit terletak dalam kelas bangsawan, dan dikatakan mempunyai hierarki yang tinggi.
  • Sifat bahasa Melayu yang mudah dilentur mengikut keadaan dan keperluan.
Bahasa Melayu kuno pada batu-batu bersurat abad ke-7 yang ditulis dengan huruf Pallawa:
  • Batu bersurat di Kedukan Bukit, Palembang (683 M)
  • Batu bersurat di Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M)
  • Batu bersurat di Kota Kampur, Pulau Bangka (686 M)
  • Batu bersurat di Karang Brahi, Meringin, daerah Hulu Jambi (686 M)
Bahasa Melayu kuno pada batu bersurat di Gandasuli, Jawa Tengah (832 M) ditulis dalam huruf Nagiri.
Ciri-ciri bahasa Melayu kuno:
  • Penuh dengan kata-kata pinjaman Sanskrit
  • Susunan ayat bersifat Melayu
  • Bunyi b ialah w dalam Melayu kuno (Contoh: bulan - wulan)
  • bunyi e pepet tidak wujud (Contoh dengan - dngan atau dangan)
  • Awalan ber- ialah mar- dalam Melayu kuno (contoh: berlepas-marlapas)
  • Awalan di- ialah ni- dalam bahasa Melayu kuno (Contoh: diperbuat - niparwuat)
  • Ada bunyi konsonan yang diaspirasikan seperti bh, th, ph, dh, kh, h (Contoh: sukhatshitta)
  • Huruf h hilang dalam bahasa moden (Contoh: semua-samuha, saya: sahaya)

Peralihan Bahasa Melayu Kuno Ke Bahasa Melayu Klasik
Peralihan ini dikaitkan dengan pengaruh agama Islam yang semakin mantap di Asia Tenggara pada abad ke-13.
Selepas itu, bahasa Melayu mengalami banyak perubahan dari segi kosa kata, struktur ayat dan tulisan.
Terdapat tiga batu bersurat yang penting:
a. batu bersurat di Pagar Ruyung, Minangkabau (1356)
  • ditulis dalam huruf India
  • mengandungi prosa melayu kuno dan beberapa baris sajakm Sanskrit.
  • bahasanya berbeza sedikit daripada bahasa batu bersurat abad ke-7.
b. Batu bersurat di Minye Tujuh, Acheh (1380)
  • masih memakai abjad India
  • buat pertama kalinya terdapat penggunaan kata-kata Arab seperti kalimat nabi, Allah dan rahmat
c. batu bersurat di Kuala Berang, Terengganu (1303-1387)
  • ditulis dalam tulisan Jawi
  • membuktikan tulisan Arab telah telah digunakan dalam bahasa Melayu pada abad itu.
Ketiga-tiga batu bersurat ini merupakan bukti catatan terakhir perkembangan bahasa Melayu kerana selepas abad ke-14, muncul kesusasteraan Melayu dalam bentuk tulisan.

Bahasa Melayu Klasik
Kegemilangannya boleh dibahagikan kepada tiga zaman penting:
  • Zaman kerajaan Melaka
  • Zaman kerajaab Acheh
  • Zaman kerajaan Johor-Riau
Antara tokoh-tokoh penulis yang penting ialah Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumaterani, Syeikh Nuruddin al-Raniri dan Abdul Rauf al-Singkel.
Ciri-ciri bahasa klasik:
  • ayat: panjang,  berulang, berbelit-belit.
  • banyak ayat pasif
  • menggunakan bahasa istana
  • kosa kata klasik: ratna mutu manikam, edan kesmaran (mabuk asmara), sahaya, masyghul (bersedih)
  • banyak menggunakan perdu perkataan (kata pangkal ayat): sebermula, alkisah, hatta, adapun.
  • ayat songsang
  • banyak menggunakan partikel ``pun'' dan `'lah''

Bahasa Melayu Moden
Bermula pada abad ke-19. Hasil karangan Munsyi Abdullah dianggap sebagai permulaan zaman bahasa Melayu moden.
Sebelum penjajahan Beritish, bahasa Melayu mencapai kedudukan yang tinggi, berfungsi sebagai bahasa perantaraan, pentadbiran, kesusasteraan, dan bahasa pengantar di pusat pendidikan Islam.
Selepas Perang Dunia Kedua, British merubah dasar menjadikan bahasa Inggeris sebagai pengantar dalam sistem pendidikan.
Semasa Malaysia mencapai kemerdekaan, Perlembagaan Persekutuan Perkara 152 menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan.
Akta Bahasa Kebangsaan 1963/1967 menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi negara. Laporan Razak 1956 mencadangkan bahasa Melayu sebagai pengantar dalam sistem pendidikan negara.
 http://www.tutor.com.my/stpm/asal_usul_bahasa/asal_usul_bahasa_melayu.htm




Tidak ada komentar:

Posting Komentar